Lompat ke konten
Layanan dan Program UPZ Abdurrahman Assanad - Abdurrahman As-Sanad Jati Mulur Sukoharjo
Quote 2025 07 Doa Memohon Petunjuk Dan Takwa

Doa Memohon Petunjuk dan Ketakwaan

Doa Mohon Petunjuk Ketakwaan Afaf Ghina

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu, beliau berkata:

عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam biasa membaca doa: “Allahumma inni as-alukal huda wat tuqoo wal ‘afaaf wal ghinaa (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina). (HR. Muslim no. 2721)

Faedah Hadits

Dalam doa ini, Nabi Muhammad SAW memohon empat hal utama, yaitu:

  • Al-Hudā (الْهُدَى): Petunjuk dari Allah SWT dalam ilmu (pemahaman agama yang benar) dan amal (kemampuan mengamalkan ilmu).
  • At-Tuqā (التُّقَى): Ketakwaan, yaitu sikap takut akan murka Allah SWT (khauf) dan penuh harap akan ridha-Nya (roja’), yang mendorong untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh kehati-hatian.
  • Al-‘Afāf (العَفَاف): Penjagaan dari segala hal yang diharamkan, yaitu memohon perlindungan agar dijauhkan dari perbuatan maksiat dan kemungkaran, serta disucikan dari kecenderungan buruk dalam diri.
  • Al-Ghinā (الْغِنَى): Kekayaan hati, yaitu merasa cukup dan ridha terhadap pemberian Allah SWT (qana‘ah), disertai rasa syukur atas nikmat-Nya, yang menjauhkan seseorang dari ketergantungan pada manusia dan perasaan iri terhadap apa yang mereka miliki.

Ibnu ‘Allan dalam Dalilul Falihin (7/275) menerangkan:

“Al-Hudā didahulukan karena ia adalah landasan, yang dimana ketakwaan (at-tuqā) dibangun di atasnya. Penggandengan al-‘afāf dengan al-hudā adalah penggabungan hal khusus (penjagaan dari maksiat) pada hal umum (petunjuk), untuk menegaskan urgensi al-‘afāf. Sebab, nafsu cenderung mengajak pada keburukan. Karena itu, seorang hamba harus memohon pertolongan Allah untuk meninggalkannya. Setelah permintaan terkait agama (al-hudā, at-tuqā, al-‘afāf) sempurna, barulah diminta perkara dunia: al-ghinā (kecukupan agar tak bergantung pada makhluk).”

Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (17/41) menegaskan:

“Al-‘Afāf (atau al-‘iffah) adalah terjaganya diri dari hal-hal tidak halal. Adapun al-ghinā di sini adalah kekayaan jiwa dan rasa cukup terhadap apa yang ada di tangan manusia.”

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang senantiasa memohon kepada Allah dengan doa ini, serta dikaruniai petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri, dan hati yang merasa cukup. Wallāhu a‘lam.